25/08/13

Selamat Memasuki Zaman Mulkan Jabariyyan

“Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam,” (H.R Ahmad).


INILAH babak keempat era akhir zaman yang sudah disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW. Yaitu kehidupan di bawah kepemimpinan Mulkan Jabriyyan alias para penguasa yang memaksakan kehendak atau para diktator. Babak ini diawali dengan berakhirnya babak ketiga yaitu babak kepemimpinan Mulkan Aadhdhon atau para pemimpin yang menggigit. Yang dimaksud dengan para pemimpin yang menggigit ialah para khalifah Islam yang memimpin khilafah Islamiyyah sejak Kerajaan Daulat Umayyah lalu Daulat Abbasiyyah kemudian Kesultanan Turki Usmani yang dalam literatur Barat Eropa disebut The Ottoman Empire. Total masa berlangsungnya babak ketiga mencapai kurang lebih empat belas abad.


Ketika masih hidup di babak ketiga umat Islam memiliki para pemimpin yang dijuluki para khalifah namun dalam mekanisme suksesinya menggunakan pola kerajaan yang mewarisi kepemimpinan berdasarkan garis keturunan keluarga. Atau sistem oligarkhi. Namun para raja tersebut masih ”menggigit Al-Qur’an dan As-Sunnah” sehingga Nabi menjuluki mereka sebagai para Mulkan Aadhdhon atau Raja-raja yang Menggigit. Berbeda dengan babak sebelumnya yaitu babak kepemimpinan Khulafa Ar-Rasyidin yang ”menggenggam Al-Qur’an dan As-Sunnah”, maka ibarat mendaki bukit tentu lebih pasti dan aman menggenggam tali sampai puncak bukit daripada menggigitnya.


Oleh karenanya kita dapati pada babak ketiga terkadang ada ditemukan khalifah yang adil-bijaksana seperti Umar bin Abdul Aziz, namun pada babak yang sama ada juga yang berwatak kejam seperti Abul Baqa’ Al-Qaim Biamrillah di Mesir.

Betapapun banyaknya catatan atas babak ketiga, namun pada babak tersebut umat Islam masih memiliki sistem khilafah sebagai tatanan formal kehidupan bernegara. Hukum yang diberlakukan masih hukum Allah. Sedangkan sesudah itu umat bukan saja hidup di bawah kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan yang merupakan para diktator bermasalah secara personal, tetapi juga bermasalah secara sistem.

Belum pernah umat Islam hidup tanpa naungan Khilafah Islamiyyah seperti yang dialami dewasa ini. Keadaan umat Islam dewasa ini mirip seperti keadaan Nabi dan para sahabat saat berjuang di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Mereka mengalami pengusiran dari rumah, penganiayaan, penyiksaan, pemboikotan bahkan pembunuhan. Sedemikian hebatnya penderitaan yang dialami, sehingga sempat sahabat Khabab bin Arat datang dan mengeluh di hadapan Nabi. Apa jawaban Nabi saat itu?

“Ada seseorang dahulu yang ditanam badannya ke dalam bumi hingga sebatas lehernya lalu kepalanya digergaji sehingga terbelah dua namun hal itu tidak menghalanginya dari tetap beragama. Kemudian disisir dengan besi sehingga terkelupas dagingnya dan tampaklah tulangnya namun hal itu tidak menghalanginya dari tetap beragama. Demi Allah, sungguh urusan ini akan disempurnakan sehingga seorang pengembara berjalan dari San’a hingga Hadramaut tidak merasa takut kepada apapun selain Allah atau srigala yang menerkam gembalanya. Akan tetapi kalian tergesa-gesa…!” (HR Bukhari 3343).

Apa yang kita alami dewasa ini merupakan sunnatullah. Ini merupakan suatu cara bagi Allah untuk menyeleksi siapa di antara orang-orang yang mengaku beriman memang sungguh-sungguh beriman. Allah tidak berkenan memberikan kemenangan bagi umat Islam sebelum mereka mengalami penempaan yang semestinya. Bersabarlah. Jangan mengira bahwa sikap diam dan seolah tidak berbuat merupakan sikap pasif dan mengalah..! Jangan kira bahwa mereka yang menghiasi media-massa berlomba merebut panggung kekuasaan merupakan pihak yang paling berjasa bagi perjuangan umat dan perubahan sosial.

Pada tahap ini yang diperlukan adalah orang-orang beriman yang mampu menahan diri sambil terus membina pribadi dan keluarganya serta umat di sekelilingnya bersiap-siaga menghadapi masa-masa kritis peralihan dari babak keempat menuju babak kelima. Peralihan dari babak kepemimpinan Mulkan Jabriyyan menuju tegaknya kembali Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah. Suatu bentuk peralihan yang seringkali digambarkan sebagai fase Huru-Hara Akhir Zaman. Suatu peralihan yang sudah barang tentu tidak akan dilalui seperti berjalan di taman bunga dan permadani mewah. Suatu peralihan yang sangat boleh jadi menuntut tertumpahnya tetesan airmata dan darah.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali Imran ayat 139-140)

[disarikan dari tausiyah ust. Ihsan Tandjung]
Wallahu A'lam Bisshawab

26/06/13

Kemarin, Hari Ini dan Esok

Hari ini adalah hari esok yang kucemaskan kemarin
dan hari ini cerah sekali,
hingga aku bertanya-tanya mengapa aku mencemaskan hari ini kemarin
maka hari ini aku tidak akan mencemaskan esok
lagi pula, mungkin tidak akan ada esok
maka hari ini aku akan hidup seolah esok tak ada
dan aku akan melupakan hari kemarin

Hari ini adalah hari esok yang kurencanakan kemarin
dan hampir semua rencanaku untuk hari ini tidak berjalan seperti yang kukira kemarin
maka hari ini aku akan melupakan esok dan aku akan merencanakan hari ini
tetapi tidak terlalu habis-habisan
aku akan mengatakan kepada orang yang kucintai betapa aku mencintainya
aku akan berhenti merencanakan esok dan berencana utk menjadikan hari ini hari terbaik dlm hidupku.


Hari ini adalah hari esok yang kutakutkan kemarin
dan hari ini ternyata tidak ada yang harus ditakutkan
maka hari ini akan kuenyahkan rasa takut akan hal-hal yg tak kuketahui
aku akan merangkul yang tidak kuketahui itu sebagai pengalaman belajar yg penuh kesempatan seru
hari ini, tidak seperti kemarin, aku tidak akan menakutkan esok.


Hari ini adalah hari esok yang kuimpikan kemarin
dan sebagian mimpi yang kuimpikan kemarin jadi kenyataan hari ini
maka hari ini aku akan terus memimpikan esok
dan mungkin lebih banyak lagi mimpi yang kuimpikan hari ini akan jadi kenyataan esok.


Hari ini adalah hari esok yang tujuannya kutetapkan kemarin
dan aku mencapai sebagian tujuan itu hari ini
maka hari ini aku akan menetapkan tujuan yang sedikit lebih tinggi untuk hari ini dan esok
dan jika esok ternyata seperti hari ini
aku pasti akan mencapai semua tujuanku suatu saat nanti !!


Sumber:
http://roaliezze.wordpress.com/

12/06/13

Dahsyatnya 7 Tingkatan Neraka Menurut Al-Qur’an Dan Hadits


Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: "Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda?"

Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa -- neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."

Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku."

Jibril berkata: "Baik, ketika Allah SWT menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam."

"Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya."

"Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."

"Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantainya sebagaimana yang disebutkan didalam Al-qur’an diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."

"Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya."

"Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan."

Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”

Jibril menjawab; “Tidak. Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun. Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang diatasnya."
"Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya di belenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka."

Rasulullah bertanya; "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?"

Jibril menjawab; "Pintu yang paling bawah namanya Hawiyyah. Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling dasar, yang merupakan neraka yang paling mengerikan. Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah. Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah; "Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah" (QS.Al-Qari'ah : 9) 

Pintu kedua namanya Jahim. Yakni pintu neraka tingkatan ke-6. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat" (QS.Asy-Syu'araa : 91).

Pintu ketiga namanya Saqar, tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke-5. Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri. Tentang neraka ini, Allah telah berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)" (QS. Al-Mudatstsir : 42)

Pintu keempat namanya Ladza. Neraka pada tingkatan ke-4,  didalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Dalam hal ini Allah telah berfirman; "Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak". (QS. Al-Ma'arij : 15). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

Pintu kelima namanya Huthamah, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke-3. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan". (QS. Al-Humazah : 5-6).

Pintu keenam namanya Sa'ir, merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke-2. Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta'ala telah berfirman :"Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".(QS. Al-Insyigaq : 12).

Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah SAW. kemudian Rasulullah bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?" 

Jibril menjawab : "Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia". 
Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah dipangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah SAW?" Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh.

Rasulullah bersabda: "Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?"

Jibril menjawab, "benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar.

Kemudian Rasulullah SAW. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah SAW. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Ta’ala.

Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.

Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.

Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah SAW” sementara Ali r.a sedang tidak ada di rumah.

Salman lantas berkata, "Wahai putri Rasulullah SAW. dalam beberapa hari ini Rasulullah SAW. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau."

Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah). Di depan pintu rumah Rasulullah SAW. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah."

Waktu itu Rasulullah SAW. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, ”Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah. Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.
Fathimah bertanya "Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?" 
Beliau bersabda; "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih."

Fatimah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" 
Beliau bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai."

Fatimah bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke neraka oleh malaikat?" 
Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya. Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, ”Betapa sayang kemudaan dan ketampananku. 

”Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, ”Sungguh aku sangat malu.” 
Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, ”Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak diikutkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?”

Malaikat itu menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu.” 
Malik berkata kepada mereka: ”Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?” (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad SAW. karena seramnya Malaikat Malik).

Mereka menjawab, ”Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan.”
Malik berkata, "Al-Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad SAW .”

Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, "Kami termasuk umat Muhammad SAW". 
Malik berkata kepada mereka, ”Bukankah di dalam Al-Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?”

Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata ”Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.”

Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.
Malik lantas berkata, ”Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.”

Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, ”Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka.” Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka langsung menjadi padam.

Kemudian Malik berkata, ”Wahai api, sambarlah mereka!” Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, ”Sambarlah mereka”.

Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah.” 
Malik berkata, ”Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy”. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehemya.

Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, ”Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa.

Dalam Al-Qur'an, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut :"Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung".(QS. Al-Mursilat : 32) 
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. (QS. Al-Hijr : 43)

Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku. Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat.

sumber: Eramuslim.com